Oleh : Ust. H. Rifqi Ahmad Fauzi, S.S., Dipl., M.Pd
Ketua Bidang Dakwah dan Sosial, Pemuda PUI KBB
Sebentar lagi Bulan Ramadhan akan pergi meninggalkan kita, maka berbahagialah orang-orang yang telah menghiasi Ramadhan dengan amalan-amalan sunnah yang maksimal sampai tiba hari kemenangan yaitu. Hari Raya Idul Fitri. Semoga Allah Swt menerima amal ibadah kita selama Ramadhan dan mengampuni dosa-dosa kita.. aamiin.
Hari Raya Idul Fitri adalah hari kemenangan umat Islam sebagai tanda berakhirnya Ramadhan. Di hari raya Idul Fitri ternyata ada dua sunnah sederhana yang sering terlupakan, padahal Nabi kita Muhammad Saw., telah mencontohkannya langsung. Apa saja dua sunnah tersebut ?
Pertama – Memakan Kurma Sebelum Shalat Idul Fitri
Salah satu sunnah yang sering terlupakan adalah memulai pagi Idul Fitri dengan makan beberapa butir kurma dalam jumlah ganjil sebelum berangkat shalat Id sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Saw.
كانَ رَسولُ اللَّهِ ﷺ لا يَغْدُو يَومَ الفِطْرِ حتّى يَأْكُلَ تَمَراتٍ. وقال مرجأ بن رجاء…: ويَأْكُلُهُنَّ وِتْرًا.
الراوي: أنس بن مالك • البخاري، صحيح البخاري (٩٥٣) • [صحيح] [قوله: وقال مرجأ بن رجاء… معلق] • أخرجه البيهقي (٦٢٢١)، والبزار (٧٤٥٧) واللفظ لهما، والترمذي (٥٤٣) بنحوه.
Ini bukan sekadar kebiasaan, tetapi juga sebagai tanda kepatuhan kepada Allah Swt yang telah mengharamkan puasa pada hari Id. Seperti halnya kita diwajibkan untuk berpuasa Ramadhan, kita pun diwajibkan untuk berbuka saat tibanya hari raya.
Dengan memakan kurma sebelum shalat Id, kita menunjukkan ketundukan dan kepatuhan kepada perintah Allah Swt sekaligus meneladani kebiasaan Nabi Muhammad Saw yang mulia.
Kedua – Menempuh Jalan Yang Berbeda Saat Pergi dan Pulang dari Tempat Shalat Idul Fitri
Idul Fitri adalah momentum kebersamaan dan mempererat silaturahim. Itulah mengapa Rasulullah Saw., memiliki kebiasaan unik ketika berangkat dan pulang dari shalat idul fitri, yaitu menempuh jalan yang berbeda.
كانَ النبيُّ ﷺ إذا كانَ يَوْمُ عِيدٍ خالَفَ الطَّرِيقَ.
الراوي: جابر بن عبدالله • البخاري، صحيح البخاري (٩٨٦) • [أورده في صحيحه] وقال : تابعه يونس بن محمد عن فُليح. وحديث جابرٍ أصح. • أخرجه البيهقي (٦٣١٨) واللفظ له.
Mengapa Rasulullah Saw, melakukan ini? Salah satu alasannya adalah agar beliau bisa banyak bertemu dengan kaum Muslimin, memberikan salam, dan mempererat persaudaraan di antara mereka.
Ini pun menjadi ajang kebaikan bagi kita untuk menyebarkan kebahagiaan dengan senyuman dan menerbarkan ucapan salam dan selamat kepada saudara seiman.
Idul Fitri bukan hanya tentang beribadah secara pribadi, tetapi juga tentang menebarkan kebahagiaan kepada orang lain. Maka, saat bertemu sesama Muslim, hendaknya kita tidak melewatkan mereka begitu saja.
Rasulullah Saw selalu berusaha menyapa dan memberikan ucapan selamat kepada orang-orang yang beliau temui. Oleh karena itu, seorang Muslim dianjurkan untuk: mengucapkan salam kepada saudara Muslim yang ditemui, mengucapkan doa dan selamat Idul Fitri, seperti “Taqabbalallaahu minna wa minkum”, dan menampilkan wajah ceria dan penuh kebahagiaan saat bertemu orang lain.
Idul Fitri bukan hanya tentang kita dan keluarga, tetapi juga tentang kebersamaan seluruh kaum Muslimin. Dengan meneladani sunnah ini, kita bisa menjadikan Idul Fitri sebagai momentum mempererat tali persaudaraan.
Khulasotul Kalam :
Sunnah Ringan pada hari raya Idul Fitri diantaranya :
- Memakan kurma sebelum melaksanakan Shalat Idul Fitri, hal ini dilakukan sebagai tanda berbuka dan syukur.
- Menempuh jalan berbeda saat pergi dan pulang dari tempat Shalat Idul Fitri, hal ini dilakukan untuk menebar salam dan memperbanyak silaturahim.
Wallohu a’lam bissowab.