pemudapuikbb.com Ngamprah-Bandung Barat. Meningkatnya intensitas dan curah hujan akhir-akhir ini terasa berbeda dengan tahun sebelumnya. Perubahan cuaca yang terjadi di sebagian wilayah Indonesia memang terasa dampaknya. Banjir banyak terjadi seperti di Jakarta, Mataram Nusa Tenggara Barat, Bogor dan wilayah lainnya. Pemerintah dan masyarakat diharapkan bisa antisipasi perubahan cuaca ekstrem untuk meminimalisir bencana di wilayahnya.
Kondisi abnormal musim kemarau yang ditandai dengan curah hujan tinggi selama bulan Juli di wilayah Indonesia saat ini juga terjadi Kabupaten Bandung Barat, khususnya di wilayah utara, seperti: Ngamprah dan Cisarua. Berdasarkan data dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang mengembangkan Kajian Awal Musim Jangka Madya wilayah Indonesia (KAMAJAYA), selama Juli dasarian pertama (tanggal 1-10 Juli), curah hujan rata-rata diprediksi mencapai 216 mm.
Meskipun terjadi penurunan intensitas hujan selama dasarian kedua (11-20 Juli), hujan akan kembali meningkat sebanyak dua kali lipat selama bulan Agustus (400-50 mm). Kondisi ini patut diwaspadai karena curah hujan yang meningkat tersebut berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem yang memicu terjadinya banjir dan tanah longsor di berbagai wilayah di KBB khususnya di utara yang memiliki topografi perbukitan dan dekat dengan kawasan Bandung Utara dan Lembang.
Selanjutnya, potensi cuaca ekstrem yang tampak melalui peningkatan signifikan hujan juga dapat terjadi lagi pada bulan Oktober. Oleh karena itu, pemerintah daerah di KBB disarankan untuk meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memitigasi banjir dan longsor yang dapat terjadi pada bulan Agustus dan Oktober 2025. Masyarakat juga diminta untuk selalu meng-update informasi prediksi cuaca ekstrem dari BMKG dan memahami perubahan pola musim kemarau pada tahun ini yang menghilang dari wilayah KBB sehingga sepanjang tahun merupakan musim hujan.