pemudapuikbb.com Parongpong-Bandung Barat. Kasus keracunan makanan yang menimpa puluhan siswa di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan tragedi yang tidak boleh dianggap sepele. Program yang sejatinya dirancang untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak justru berujung pada musibah yang melukai kepercayaan masyarakat.
Ketua Umum Pemuda PUI Kabupaten Bandung Barat, Julhayadi Arya Puntara memandang bahwa kejadian ini adalah bukti nyata lemahnya pengawasan terhadap jalannya program MBG di lapangan. Tidak cukup hanya menggelontorkan anggaran besar dan mendistribusikan makanan kepada sekolah, tetapi yang lebih krusial adalah memastikan bahwa setiap tahapan—mulai dari pemilihan bahan baku, pengolahan, hingga distribusi—benar-benar memenuhi standar keamanan pangan. Tanpa itu, program bergizi gratis hanya akan menjadi program “asal ada”, bukan program yang benar-benar menyelamatkan generasi.
Kang Jul, sapaan akrabnya, mengkritisi bahwa selama ini pengawasan program MBG cenderung administratif dan seremonial. Fokusnya lebih pada laporan pelaksanaan, bukan kualitas dan keamanan konsumsi anak. Akibatnya, ketika terjadi kelalaian, anak-anaklah yang menjadi korban pertama. Jika situasi ini tidak diperbaiki, maka potensi bahaya akan terus berulang di tempat lain.
Karena itu, Pemuda PUI KBB menyerukan agar pemerintah daerah bersama kementerian terkait memperketat sistem pengawasan dengan langkah-langkah konkret sebagai berikut:
1. Standarisasi ketat bahan baku dan proses memasak dengan melibatkan dinas kesehatan, ahli gizi, dan BPOM di daerah.
2. Pengawasan berlapis di sekolah-sekolah sebagai titik distribusi terakhir, sehingga makanan yang sampai ke anak benar-benar layak konsumsi.
3. Evaluasi menyeluruh terhadap vendor dan pelaksana program, termasuk kemungkinan melakukan audit terbuka agar tidak ada praktik asal-asalan.
4. Pelibatan masyarakat dan organisasi kepemudaan sebagai kontrol sosial agar transparansi terjaga dan ada partisipasi bersama dalam mengawasi.
Kang Jul menegaskan, program MBG tidak boleh dihentikan karena tujuan awalnya sangat mulia, yakni melawan stunting dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak dini. Namun, program ini hanya akan berhasil jika pengawasan diperketat, pelaksanaan disiplin, dan transparansi dijunjung tinggi.
Tragedi Cipongkor adalah alarm keras bagi kita semua. Keselamatan anak-anak harus menjadi prioritas tertinggi. Jangan sampai program yang seharusnya menyehatkan malah menjadi ancaman. Pemuda PUI KBB akan terus mengawal agar pengawasan program MBG diperketat, sehingga peristiwa memilukan ini tidak lagi terulang di tanah air, khususnya di Kabupaten Bandung Barat.