pemudapuikbb.com Kota Bandung. Dewan Da’wah Provinsi Jawa Barat pada hari rabu (30/07/2025) melaksanakan kegiatan Pelatihan Da’i Kota Bandung. Pelatihan ini dilaksanakan di aula masjid Hasanurrohmah Cipedes Sukajadi kota Bandung. Lebih dari 50 peserta dari kota Bandung dan sekitar Bandung Raya. Mereka berasal dari latar belakang yang berbeda. Akitvis dakwah, para dai masjid, pengurus DKM dan juga dari pengurus Dewan Da’wah Provinsi maupun kota kabupaten hadir menyukseskan kegiatan ini.
Materi yang disampaikan yakni terdiri dari Mengenal Profil Dewan Da’wah, Peran BAZNAS dalam Membina Ummat, Mengenal kesesatan LDII, Akidah Shahihah, dan kewajiban muslim membela Al Aqsho. Pemateri yang hadir dan memberikan materi diantaranya Ustadz M. Roinul Balad, S.Sos.I (Ketua Dewan Da’wah Provinsi Jabar), ustadz Irfan Farid Taufik, Lc., M.A (Wakil ketua BAZNAS Kota Bandung), H. Erawan (ketua Forum Persatuan Hijrah Wasathiyah/FPHW), Dr. Syarif (Pimpinan Dewan Da’wah Provinsi Jabar), dan Syaikh Ahmed Taufiq Al Hajj (Ulama Palestina).
Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan launching dan peresmian Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Dewan Da’wah Jawa Barat. LBH ini akan menjadi media advokasi ummat di Jawa Barat. Bagi masyarakat khususnya di Jawa Barat yang membutuhkan layanan advokasi hukum bisa mengajukan ke LBH ini. Selain itu seluruh peserta yang mengikuti pelatihan da’i ini akan dilantik menjadi anggota dan keluarga besar Persatuan Da’i Dewan Da’wah Jawa Barat (PERSADA Jabar). PERSADA adalah wadah berhimpunnya da’i Dewan Da’wah yang berkiprah di dunia dakwah selama ini. Mereka tersebar di seluruh Indonesia.
Pelatihan da’i kali ini diselenggarakan oleh Dewan Da’wah Provinsi Jabar untuk menyiapkan para dai yang akan berkiprah dan menyebarkan syi’ar Islam di Jawa Barat. Menurut Ustadz Roin ketua Dewan Da’wah Provinsi Jawa Barat, para da’i khususnya da’i Dewan Da’wah harus totalitas dalam berdakwah di tengah-tengah masyarakat. Karena dengan kesungguhan izzul islam wal muslimin akan terwujud. Maka dakwah amar makruf nahi munkar adalah sebuah keniscayaan.
“Da’i yang terlahir dari Dewan Da’wah harus totalitas dan militan berdakwah. Dakwah tidak boleh setengah-setengah. Jika seorang da’i yang berdakwah hanya beramar makruf tanpa nahi munkar atau sebaliknya maka sesungguhnya mereka sedang bercanda dengan dakwah. Izzul Islam wal Muslimin akan terwujud ketika pemahaman dan dakwah lapangan seorang da’i dilakukan secara integral atau kaffah. Karena metode dakwah seperti itulah yang dicontohkan oleh baginda nabi. Beliau berdakwah bahkan hingga mengangkat senjata dan berperang berkali-kali sehingga kita bisa menikmati indahnya Islam saat ini, ungkap beliau.”